LEMBAGA
KEMASYARAKATAN
Lembaga kemasyarakatan a/
norma” dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Sebab apabila kita tidak berpegang pada norma kehidupan
masyarakat hdup akan kacau.
Wujud
yang konkret dari lembaga kemasyarakatan adalah asosiasi (association).
Contoh : universitas “lembaga
kemasyarakatan”, universitas garut “asosiasi”.
Fungsi
1.
Memberikan pedoman kpd masyarakat
bagaimana mereka harus bertingkah laku / bersikap dalam menghadapi masalah”
dalam masyarakat.
2.
Menjaga keutuhan masyarakat yang
bersangkutan.
3.
Memberikan pegangan kepada masyarakat
untuk mengadakan system pengendalian sosial artinya system pengawasan diri
masyarakat terhadap tingkah laku anggota”nya.
Supaya
hubungan antara manusia di dalam masyarakat terlaksanakan sebagai mana di
harapkan, maka di ciptakan norma” yang mempunyai kekuatan mengikat berbeda”. Supaya
anggota mentaati norma yang berlaku, harus di ciptakan (social control).
Untuk dapat membedakan kekuatan
mengikat norma” tsb, secara sososiologi di kenal adanya 4 pengertian, yaitu:
1.
Cara (usage)
2.
Kebiasaan (folkways)
3.
Tata kelakuan (mores)
4.
Adat istiadat (custom)
Masing”
pengertian itu mempunyai dasar yang sama:
1.
Cara menunjukan pada suatu perbuatan
2.
Kebiasaan adalah perbuatan yang di
ulang-ulang dalam bentuk yang sama
3.
Tata kebiasaan merupakan kebiasaan yang
di anggap sbg cara berprilaku (sudah melekat)
4.
Adat istiadat adalah tata kelakuan yang
kekal serta kuat terintegrasi dg pola”
prilaku masyarakat.
Contoh
: kerja bakti jumsih
Dalam
rangka pembentukannya sbg lembaga kemasyarakatan, norma” tersebut mengalami beberapa
proses yaitu:
1.
Proses
pelembagaan itu (institutionaalization)
: proses yang di lewati o/ sesuatu norma kemasyarakatan yang baru u/ menjadi
bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan sampai norma” oleh masyarakat di
kenal, di akui, di hargai dan kemudian di taati dalam kehidupan sehari”.
2.
Norma”
yang internalized : bahwa proses” norma” kemasyarakatan
tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja, akan tetapi norma tsb mendarah daging.
Pengendalian
sosial dapat bersifat :
1.
Preventif / positif : menekan (merupakan
suau usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian
antara kepastian dengan keadilan. Usaha” prefebtiv misalnya : di jalankan
melaui proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal).
2.
Refresif / negativ : mencegah (bertujuan
u/ mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Berwujud penjatuhan
sanksi terhadap para warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari
kaidah” yang berlaku).
Alat”
pengendalian sosial ada 5 golongan yaitu:
1.
Mempertebal keyakinan anggota masyarakat
akan kebaikan norma” kemasyarakatan.
2.
Memberikan penghargaan kepada anggota
masyarakat yg taat pd norma’
kemasyarakatan.
3.
Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila
mereka menyimpang dari norma” kemasyarakatan dan nilai’ yang berlaku.
4.
Menimbulkan rasa takut.
5.
Menciptakan system hukum, yaitu system
tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
Menurut
Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatn mempunyai beberpa ciri umum yaitu sbb:
1.
Suatu lembaga kemasyarakatan a/ suatu
organisasi pola” pemikiran dan pola” prilaku yg terwujud melalui aktivitas”
kemasyarakatan dan hasil’nya.
2.
Suatu tingkat kekekalan tertentu
merupakan ciri semua lembaga kemasyarakatan.
3.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu
atau beberapa tujuan tertentu.
4.
Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat”
pelengkap yang di pergunakan u/ mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
5.
Lembaga biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan.
6.
Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai
suatu tradisi tertulis atau yang tak tertulis.
Tipe”
lembaga kemasyarakatan dapat di klasifikasikan sbb:
a.
Dari
sudut perkembangannya :
1.
Crescive
institutions (lembaga” paling primer) : merupakan
lembaga” yang secara tdk di sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contoh : hak milik, perkawinan, agama dst.
2.
Enacted
institution : dengan sengaja di bentuk u/ memenuhi tujuan
tertentu. misalnya : lembaga utang-piutang, lembaga perdagangan dan lembaga”
pendidikan, yg semuanya berakar pd kebiasaan” dalam masyarakat.
b. Dari sudut system nilai” yang di
terima masyarakat :
1.
Basic
institution : di anggap sbg lembaga kemasyarakatan
yang sangat penting u/ memelihara & mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat. Misalnya : keluarga, sekolah”, Negara dsb.
2.
Subsidiary
institution : di anggap kurang penting. Misalnya :
kegiatan” u/ rekreasi.
c.
Dari
sudut penerimaan masyarakat :
1.
Approved-socially
sanctioned institution : lembaga” yang di terima o/
masyarakat. Misalnya : sekolah, perusahaan dagang dll.
2.
Unsanstioned
institution : yang di tolak o/ masyarakat. Misalnya
: penjahat, pemeras, pencoleng dsb.
d. Dari sudut penyebarannya :
1.
General
institution : di kenal o/ hampir semua masyarakat
dunia. Misalnya : agama.
2.
Regulative
institution : di anut o/ masyarakat” tertentu di
dunia ini. Misalnya : agama islam, budha, dsb.
e.
Dari
sudut fungsinya :
1.
Operative
institution : berfungsi sbg lembaga yg menghimpun
pola” atau tata cara yg di perlukan untuk mencapai tujuan lembaga yg
bersangkutan. Misalnya : lembaga industrialisasi.
2.
Restricted
institution : bertujuan untuk mengawasi adat
istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu
sendiri.
Cara”
pendekatan / mempelajari lembaga kemasyarakatan dapat di rinci ke dalam :
1.
Analisis historis : bertujuan meneliti
sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakat tertentu. Misalnya :
perkawinan yg monogamy, keluarga batih, dsb.
2.
Analisis komparatif : bertujuan menelaah
suatu lembaga suatu kemasyarakat tertentu dalam pelbagai masyarakat berlainan
ataupun pelbagai lapisan sosial masyarakat tersebut.
3.
Analisis hubungan antara lembaga” kemasyarakatan
yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu.
Conformity
dan deviation
Masalah
conformity dan deviation berhubungan erat dengan social control. Conformity berarti proses penyesuaian
siri dengan masyarakat sengan cara mengindahkan kaidah dan nilai” masyarakat.
Sebaliknya, deviation adalah
penyimpangan terhadap kaidah dan nilai” dalam masyarakat.
Kelompok
sosial : adanya interpedensi : ketergantungan (kata kunci)
Kelompok
sosial merupakan himpunan / kesatuan manusia untuk hidup bersama Karena adanya
hubungan komunikasi antara mereka.
Definisi
lembaga
o
Leopold Von Wiese & Howard Backer
mengartikan lembaga sosial sbg suatu jaringan proses hubungan antar manusia dan
antar kelompok manusia yg berfungsi u/ memelihara hubungan tersebut serta
polanya sesuai dg kepentingan manusia kelompoknya.
o
Summer melihat dari sudut kebudayaan
yang mengartikan lembaga sosial sbg perbuatan, cita”, sikap dan perlengkapan
kebudayaan yang bersifat kekal serta bertujuan u/ memenuhi kebutuhan masyarakat.
Hal yg di anggap penting adalah agar ada keteratyran dan integrasi dalam
masyarakat.
Proses pelembagaan
1.
Lembaga berkembang secara berangsur” dr
kehidupan sosial manusia.
2.
Biasanya dalam kehidupan, org mencari
cara yg praktis u/ memenuhi kebutuhan nya, mereka menemukan pola yg dapat di
jadikan kebiasaan yang baku setelah di lakukan berulang”.
Ketertiban
sosial
·
Merupakan system kemasyarakatan hubungan
dan kebiasaan yang berlangsung secara lancer demi mencapai sasaran masyarakat,
tergantung pada jaringan peran dimana setiap individu melakukan kewajiban tertentu terhadap orang lain dan
berhak menerima haknya dari orang lain juga.
·
Masyarakat yang teratur hanya dapat
tercipata jika sebagian besar warga masyarakat melakasanakan kewajiban mereka
mampu menuntut hak mereka dari orang lain. Agar jaringan pelaksanaan kewajiban dan penerimaan hak secara timbal
balik berlangsung dg baik di perlukan pengendalian sosial.
·
Dalam hal pengendalian sosial menurut
Durkheim :
o
Bahwa fakta sosial dapat di ketahui dari
kekuatan paksaan luar yang di jalankan / yang dapat di jalankan terhadap
individu.
o
Adanya kekuatan paksaan luar dapat di
lihat dari sanksi tertentu/ perlawanan yang d berikan terhadap setiap usaha
individu yang melanggar fakta sosial.
o
Berada di luar individu & memilki
daya paksa u/ mengendalikan individu tersebut.
o
Jadi individu harus mentaati sejumlah aturan
yang terdapat dalam masyarakat. Artinya masyarakay yang menjalankan
pengendalian sosia; terhadap indvidu.
·
Burger mendefinisikan pengendalian
sosial sbg:
o
Berbagai cara yang di gunakan masyarakat
untuk mentertibkan anggota yang membangkang. Cara yg di gunakan masyarakat
sering kali dg paksakan fisik.
o
Kekerasan fisik dapat di gunakan secara
resmi dan sah manakala semua cara paksaan lain gagal. Namun pengendalian sosial
berupa paksaan fisik terkadang di anggap tdk resmi dan juga tidak sah.
o
Di samping paksaan fisik terdapat cara
lain yang di gunakan masyarakat dalam mengendalikan anggotanya yaitu dg cara
membujuk.
o
Bahwa dalam setiap indivdu dalam
msayarkat berada di pusat seperangkat lingkaran konsentris yg masing” mewakili
suatu sitem pengendalian sosial.
·
Menurut Roucek cara” pemaksaan konformitas
prilaku sangat banyak macamnya, desas-desus, mengolok, mengucilkan dan
menyakiti. Bisa di lakukan pula cara dan teknik pengendalian sosial melalui
saluran ideology, bahasa, seni, rekreasi,organisasi rahasia, cara tanpa
kekerasan, terror pengendalian ekonomi, perencanaan ekonomi dan sosial dll.
·
Cara melakukannya bisa melalui institusi
/ tanpa institusi bisa dengan lisan, secara simbolis, dengan kekerasan, dengan
imbalan bersifat formal maupun informal.
·
Sebenarnya pengendalian sosial berkaitan
erat dg conformity (kepatuhan) dan deriakan (penyimpangan). Conformity : proses
penyesuaian diri dengan masyarakatnya dengan cara” mengindahkan kaidah”. Deviation
: melakukan kerusakan / kehancuran.
·
Kaidah dan nilai masyarakat timbul
karena di perlukan sebagai pengatur hubungan antar seseorang dengan orang lain
/ kelompoknya. Kaidah, nilai mengharapkan agar semua warga masyarakat memiliki
conformity.
·
Biasanya conformity pada masyarakat
tradisional masih menggunakan tradisi atau adat.
Cara
yang di gunakan dalam pengendalian sosial :
1.
Melalui
sosialisasi :
·
Frommi jika suatu masyarakat ingin
berfungsi secara efisien. Maka para anggotanya harus memiliki sifat yang
membuat mereka yang berbuat sesuai dengan apa yang harus di harapkan oleh
masyarakat tsb / perkenalan.
2.
Melalui
tekanan sosial (merupakan kenutuhan) :
·
kita akan tertekan karna ada paksaan
untuk menyamai identitas kelompok tersebut.
·
Lapire : menyatakan pengendalian sosial
terutama sbg suatu proses yang lahir di kebutuhan individu akan penerimaan
kelompoknya.
·
Ash & tuddenham : bahwa banyak orang
lebih senang mengubah pandangan mereka dari pada menentang pandangan
kelompoknya.
3.
Melalui
kekuatan (masyarakat perkotaan yg lebih kompleks)
: perilaku individu berhasil di kendalikan o/ nilai alat yang di tunjang o/
pengendalian.
LAPISAN
MASYARAKAT
Lapisan sosial : gejala universal yg merupakan bagian dari
system sosial setiap masyarakat.
Definisi
:\
§ Pitirim A ASorokin
: pembedaan penduduk / masyarakat ke dalam kelas” secara bertingkat (hirarkis).
§ Max Weber
: identik dg kehormatan kemasyarakatan yg di namakan dg status group dengan
muatan dasar” ekonomis dan kedudukan sosial yg di miliki seseorang.
Ø Bentuk karena perolehan
: stratifikasi keturunan, jenis kelamin, staratifikasi hubungan kekerabatan
Ø Bentuk statifikasi karena raihan
: stratifikasi pendidikan, pekerjaan, ekonomi.
v Stratifikasi terbuka
: di ukur mudah tidaknya & sering tidaknya seorang mempunyai status
tertentu (pendidikan).
v Stratifikasi tertutup :
Asal usul stratifikasi
: sebagian besar masyarakat primitive tidak mempunyai kelas.
Karl
Mark
: adal usul kelas sosial berasal dari pertentangan kepentingan historis.
Aliran
mengenai sebab terjadinya stratifikasi sosial :
·
Aliran
fungsional : di butuhkan demi kelangsungan hidup masyrakat.
·
Aliran
konflik : timbul akibat dari masyarakat berkembang
pembagian kerja yg memungkinkan timbulnya pebedaan kebayaan, keluarga,
kekuasaan, prestise, sehingga sejumlah anggota masyarakat bersaing bahkan
terlibat dalam konflik u/ memilikinya.
Pola asuhan anak
menurut perbedaan dlm perilaku kelas cenderung mempengaruhi nasib.
Pendekatan
dalam mempelajari stratifikasi sosial :
·
Pendekatan objektif, berupa variable
dapat di ukur secara stratify
·
Pendekatan subjektif : dengan menyusun
survey u/ menilai stratifikasi sendiri.
·
Pendekatan reputational
Masalah
stratifikasi sosial :
·
Factor ekonomi
·
Factor suku bangsa
·
Factor seks
·
Factor usia
Timbulnya
pelapisan sosial
Selama
dalam satu masyarakat ada sesuatu yang di hargai, dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang di hargainya, sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat
menumbuhkan adanya system lapisan dalam masyarakat itu. Sesuatu yang di hargai
didalam masyarakat dapat berupa uang atau benda” yang bernilai ekonomis, tanah
kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama / mungkin juga keturunan
yang terhormat.
Pelapisan
sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam
kelas” secara bertingkat (secara hierarkis).
Ada
dua tipe sistem lapisan sosial, yaitu:
1.
Dapat terjadi dengan sendirinya
2.
Sengaja di sususn u/ mengejar tujuan
bersama
Pedoman
untuk meneliti pokok: terjadinya proses lapisan dalam masyarakat :
1.
Pada system yg ada dlm masyarakat,
system demikian hanya mempunyai arti khusus bagi masyarakat” tertentu.
2.
System lapisan dapat di analisis dalam
arti”
a.
Distribusi hak” istimewa yang objektif
seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan (kesehatan, laju
kejahatan).
b.
System pertanggaan yang di ciptakan o/
para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
c.
Criteria system pertentangan dapat
berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik,
wewenang atau kekuasaan.
d.
Lambang’ kedudukan, seperti tingkah laku
hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan
selanjutnya.
e.
Mudah-sukarnya bertukar kedudukan.
f.
Solidaritas di antara individu atau
kelompok” sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial
masyarakat.
·
Pola’ interaksi (struktur klik, keanggotaan
organisasi, perkawinan dsb)
·
Kesamaan atau ketidaksamaan system
kepercayaan, sikap dan nilai”.
·
Kesadaram akan kedudukan masing”.
·
Aktivitas sebagai organ kolektif.
Kelas
sosial (social class)
Kelas sosial
adalah semua ornag dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu
lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu di ketahui serta di akui oleh
masyarakat umum.
Beberapa
pendapat tentang kelas sosial.
Kurt
B. Mayer : Istilah kelas hanya di pergunakan u/ lapisan yang
di berdasarkan atas unsur” ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas
kehormatan kemasyarakatan di namakan kelompok kedudukan (status group).
Max
Weber
: membuat perbedaan antara dasar” ekonomis dan dasar’ kedu’kan sosial, dan
tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan, adanya kelas yang bersifat
ekonomis di baginya lagi dalam kelas yang bersandarkan atas pemilikan tanah dan
benda”, serta kelas yang bergerak dalamm bidang ekonomi dengan menggunakan
kecakapannya. Adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat
dan di namakannya stand.
Joseph
Schumpeter : terbentuknya kelas dalam masyarakat Karena di
perlukan u/ menyesuaikan masyarakat dengan keperluan” yang nyata, akan tetapi
makna kelas dan gejala” kemaasyarakatan lainnya hanya dapat di mengerti dengan
benar apabila di ketahui riwayat terjadinya.
Definisi
lain dari kelas sosial adalah berdasarkan beberapa criteria tradisional, yaitu:
1.
Besar atau ukuran jumlah anggota”nya.
2.
Kebudayaan yang sama, yang menentukan
hak” dan kewajiban” warganya.
3.
Kelanggengan.
4.
Tanda” / lambang’ yang merupakan ciri”
khas.
5.
Batas” yg tegas (bagi kelompok itu
terhadap kelompok lain).
6.
Antagonisme tertentu.
Sehubungan
dengan criteria tersebut di atas, kelas menyediakan kesempatan atau fasilitas”
hidup tertentu. Sosiologi menamakannya life chances.
Ukuran”
yang biasa di pakai untuk menggolong-golongkan anggota maysarakat ke dalam
lapisan” adalah :
1.
Ukuran kekayaan (materiil)
2.
Ukuran kekuasaan
3.
Ukuran kehormatan
4.
Ukuran ilmu pengetahuan
Unsur”
baku dalam system lapisan sosial dalam masyrakat adalah sbb:
a.
Kedudukan
(status)
Kedudukan
merupakan tempat seseorang dalam suatu pola tertentu, dan seseorang dapat
memiliki beberapa kedudukan. Ada dua macam kedudukan yang di kembangkan dalam
masyarakat, yaitu sbb :
a.
Ascribed status : kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan
perbedaan” rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut di peroleh karena
kelahiran. (keadaan yg berhubungan dengan turunan (perolehan) : darah biru)
b.
Achived status : kedudukan yang di capai oleh seseorang dengan usaha” yang
de sengaja. Kedudukan ini tidak di peroleh atas dasar kelahiran, tetapi
bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing” dalam
mengejar serta mencapai tujuan”nya. (usaha” u/ memperoleh sesuatu dg sengaja)
c.
Kadang” di bedakan lagi satu macam
kedudukan, yaitu assignedstatus, yang merupakan kedudukan yang di berikan.
Assigne-status tersebut sering mempunyai hubungan yang erat dengan achived
status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang
lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
b. Peranan (role)
Peranan
merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seseorang yang melaksanakan hak’
dan kewajibannya. Suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal berikut ini,
a.
Peranan meliputi norma” yang di
hubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b.
Peranan merupakan suatu konsep perihal
apa yang dapat di lakukan o/ individu dalam masyarakat sbg organisasi.
c.
Peranan juga dapat di katakana sebagi
perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.
Chaster
I. Bamard
Membahas system lapisan
yang sengaja di susun dalam organisasi” formal u/ mengejar suatu tujuan
tertentu. System kedudukan dalam organisasi” formal timbul karena perbedaan”
kebutuhan, kepentingan dan kemampuan individu. System pembagian kekuasaan dan
wewenang dalam organisasi” tersebut di bedakan ke dalam:
1.
System fungsional yang merupakan
pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja
sama dalam kedudukan yang sederajat.
2.
System scalar yang merupakan pembagian
kekuasaan menurut tangga kedudukan dari bawah ke atas.
Gerak
sosial (social mobility)
Gerak sosial adalah
gerak dalam struktur sosial, yaitu pola” tertentu yang mengatur organisasisuatu
kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat” hubungan antara individu dalam
kelompok itu dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Tipe” gerak sosial yang
prinsipil ada dua macam, yaitu sbb. (mobilitas dalam stratifikasi sosial) :
1.
Horizontal, yaitu bila individu atau
objek sosial lainnya berpindah dari satu kelompok sosial yang satu ke kelompok
sosial lainnya yang sederajat. (perpindahan posisi antar bidang suatu dimensi /
antar dimensi dlm lapangan yg sama).
2.
Vertical, yaitu bila individu atau objek
sosial lainnya berpindah dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang
tidak sederajat. Sesuai dengaan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial
yang vertical, yaitu yang naik (social climbing) dan yang turun (social
sinking). (mobilitas vertical intragenerasi & mobilitas vertical
intergenerasi)
Perlunya system lapisan
sosial dalam masyarakat
Mau
tidak mau ada system lapisan masyarakat karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat, yaitu penenmpatan individu
dalam tempat” yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar
melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.
KEKUASAAN,
WEWENANG DAN KEPEMIMPNAN
1.
Kekuasaan
mempunyai peranan dalam menentuka nasib seseorang.
Dasar
pembentuka kekuasaan ;
Ø Kebutuhan hadiah
: bergantung pd orang yg mampu memberikan hadiah kepada orang lain ; di
tetapkan pada bidang organisasi yg mempunyai potensi.
Ø Kekuasaan pikiran
: sumber kekuasaan ini di dasarkan rasa takut ; berkemampuan menjatuhkan
hukuman kepada pihak lain, apabila pihak lain tidak mengikuti kehendak pemegang
kekuasan ; kekuasaan ini di dasari atas kekuatan fisik, seperti penggunaan
senjata (dlm perbuatan positif)
Ø Kekuasaan legal
: sumber kekuasaan berasal d nilai” orang yg memberi hak yg sah kpd seseorang
u/ sekelompok orang u/ memperngaruhi mereka ; berarti pemegang kekuasaan dapat
member hadiah atau hukuman kpd pihak lain.
·
Nilai” cultural dalam masyarakat
·
Stuktur sosial
·
Kelompok orang yg berkuasa
Ø Kekuasaan acuan
: perasaan dan keinginan dr seseorang / kelompok untuk mengidentifikasi dirinya
terhadap pemegang kekuasaan.
Ø Kekuasaan
keahlian :
Hakekat
kekuasaan :
·
Eli
chinoy (1961) , dalam setiap hubungan antar manusia
maupun antar kelompok sosial, selalu tersimpul pengertian kekuasaan &
wewenang ; kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan & di jalankan.
Kekuasaan : yang berkuasa
: yang di kuasai
·
Max
Weber
: kesempata dari seseorang atau kelompok orang untuk menyadarkan masyarakat
akan kemauan’nya sendiri dg sekaligus menerapkan thd tindakan perlawanan dari
orang’ / golongan tertentu.
Kekuasaan mempunyai
bentuk yg beraneka ragam, mulai dari sumber kekuasaan. Hak milik kebendaan
& kedudukan adalah sumber kekuasaan, birokrasi, kemampuan khusus dlm bidang
ilmu pengetahuan tertentu, atas dasar peraturan hukum yg berlaku.
Secara formal Negara
mempunyai hak u/ melaksanakan kekuasaan tertinggi, mampu menerpakan secara
paksa.
Usaha
mempertahakan kekuasaan :
Ø Jalan
menghilangkan segenap peraturan” lama, terutama bidang politik (kedudukannya
penguasa)
Ø Mengadakan
system” kepercayaan
Ø Pelaksanaan
administrasi & birokrasi yg baik
Ø Mengadakan
konsolidasi secara horizontal & vertical.
Konsolidasi
: membuat suatu jalinan / hubungan yg baik.
2.
Wewenang
: suatu hal yg telah di tetapkan dlm tata tertib
sosial.
Macam”
wewenang menurut Max Weber :
Ø Wewenang kharismatik : wewenang yg di dasarkan charisma
Ø Wewenang traditional :
tergantung pada wewenang charismatic yg berkembang.
Ø Wewenang rasional / legal :
wewenang yg di dasarkan pd system hukum yg belaku dlm masyarkat.
Bentuk” pelapisan
kekuasaan :
Max iver , ada tiga
lapisan kekuasaan :
Ø Tipe
pertama (tipe kata)
Ø Tipe
ke-2 (tipe oligarkis)
Ø Tipe
ke-3 (tiope demokratis)
Kekuasaan
1.
Sosiologi tidak memandang kekuasaan
sebagai suatu yang baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sbg unsure
yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat.
2.
Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat,
baik yang bersahaja maupun masyarakat yang kompleks.
3.
Adanya kekuasaan tergantung dari
hubungan antara yang berkuasa dan yang di kuasai atau dengan perkataan lain,
antara pihak yang memiliki kemampuan u/ melancarkan pengaruh dan pihak
lain yg menerima pengaruh itu, dengan
rela atau karena terpaksa.
4.
Apabila kekuasaan di jelmakan pada diri
seseorang, biasanya orang itu di namakan pemimpin, dan mereka yang menerima
pengaruhnya adalah pengikut”nya.
Wewenang
: Adalah kekuasan yang ada pada seseorang atu sekelompok orang yang mendapat
pengakuan masyarakat.
Sifat
dan hakekat kekuasaan
1.
Simetris
a.
Hubungan persahabatan
b.
Hubunga n sehari-hari
c.
Hubungan yang bersifat ambivalen
d.
Pertentangan antara mereka yang sejajar
kedudukannya
2.
Asimetris
a.
Popularitas
b.
Peniruan
c.
Mengikuti perintah
d.
Tunduk pada pemimpin formal atau
informal
e.
Tunduk pada seorang ahli
f.
Pertentangan antara mereka yang tidak
sejajar kedudukannya
g.
Hubungan sehari-hari
Sumber
kekuasaan
1.
Sumber
a.
Militer, polisi, criminal
b.
Ekonomi
c.
Politik
d.
Hukum
e.
Tradisi
f.
Ideology
g.
Diversionary power
2.
Kegunaan
a.
Pengendalian kekerasan
b.
Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan
material, produksi
c.
Pengambilan keputusan
d.
Mempertahankan, mengubah, melancarkan
interaksi
e.
System kepercayaan nilai-nilai
f.
Pandangan hidup, integrasi
g.
Kepentingan rekreatif
Kekuasaan
tertinggi
Kekuasaan tertinggi di
dalam masyarakat di namakan pula kedaulatan (sovereignity) yang biasanya di
jalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Oleh Gaetano Mosca, di sebut the
ruling class
Unsure”
pokok kekuasaan adalah :
a.
Rasa takut
b.
Rasa cinta
c.
Kepercayaan
d.
Pemujaan
Saluran”
kekuasaan adalah :
a.
Saluran militer
b.
Saluran ekonomi
c.
Saluran politik
d.
Saluran tradisi
e.
Slauran ideology
f.
Saluran lainnya (misalnya alat”
komunikasi massa).
Cara”
mempertahankan kekuasaan
1.
Dengan jalan meninggalkan segenap peraturan”
lama, terutama dalam bidang politik, yang merugikan kedudukan penguasa.
2.
Mengadakan system” kepercayaan
3.
Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang
baik
4.
Mengadakan konsolidasi secara horizontal
dan vertical
Cara
memperkuat kedudukan
1.
Menguasai bidang” kehidupan tertentu
2.
Penguasaan bidang” kehidupan dalam
masyarakat yang di lakukan dengan paksa dan kekerasan
Robert
M. Maclver :
Pada
masyarakat terdapat tiga tipe umum piramida kekuasaan, yaitu :
1.
Tipe kasta
2.
Tipe oligarkis
3.
Tipe demokratis
Wewenang kharismatis
tidak di atur oleh kaidah”, baik yg traditional maupun rasional. Sifatnya
cenderung irasional. Adakalanya charisma dapat hilang karena masyarakat sendiri
yg berubah dan mempunyai paham yg berbeda. Perubahan” tsb sering kali tak dapat
di ikuti o/ orang yg mempunyai wewenang kharismatis tadi sehingga dia
tertinggal o/ kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Ciri”
wewenang tradisional adalah :
1.
Adanya ketentuan” tradisional yang
mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang” lainnya dalam masyarakat.
2.
Adanya wewenang yang lebih tinggi
ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi.
3.
Selama tak ada pertentangan dengan
ketentuan” tradisional, orang” dapat bertindak secara bebas.
Wewenang
rasional atau legal adalah wewenang yang di sandarkan pada
sisitem hukum yang berlaku dalam masyarakat. System hukum di sini di pahamkan
sebagai kaidah” yang telah di akui serta di taati masyarakat dan bahkan yang
telah di perkuat oleh Negara. Pada wewenang yang di dasarkan pada system hukum,
harus di lihat juga apakah system hukumnya bersandar pada tradisi, agama, atau
factor” lain. Kemudian, harus di telaah pulahubungannya dengan system kekuasaan
serta di uji pula apakah system hukum tadi cocok atau tidak dengan system
kebudayaan masyarakat supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dna
tenteram.
Max
Weber :
Wewenang
adalah suatu hak yang telah di tetapkan
dalam suatu tata tertib sosial u/ menetapkan kebijaksanaan” menentukan
keputusan” mengenai persoalan” yang penting, dan untuk menyelesaikan
pertentangan”.
Wewenang
ada tiga macam, yaitu :
1.
Wewenang kharismatis (charismatic
authority)
2.
Wewenang tradisional (traditional
authority)
3.
Wewenang rasional / legal (rational/
legal authority)
Kepemimpinan
(leadership)
Kemampuan seseorang
(pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu di pimpin /
penganut”nya) sehingga orang lain tsb bertingkah laku sbgmana di kehendaki o/
pemimpin tsb.
Kepemimpinan
bisa di bedakanan menjadi dua :
1.
Sebagai kedudukan, kepemimpinan
merupakan suatu kmpleks dari hak” dan kewajiban” yg dapat memiliki o/ suatu
orang atau badan.
2.
Sbg proses sosial, kepemimpinan meliputi
segala tindakan yg di lakukan seseorang atau suatu badan, yg menyebabkan gerak
dari warga masyarakat.
Sifat
kepemimpinan
1.
Resmi (formal leadership), yaitu
kepemimpinan yg tersimpul di dalam suatu jabatan.
2.
Tidak rresmi (informal leadership),
yaitu kepemimpinan karena pengakuan masyarakat dan kemampuan seseorang u/
menjalankan kepemimpinan
Berdasarkan
mitologi Indonesia
Kepemimpinan yg baik
tersimpul dalam Asta Brata yg pda
pokoknya menggambarkan sifat” dan kepribadian dari delapan dewa. Ajaran” tradisional
seperti misalnya di Jawa, menggambarkan tugas pemimpin melalui pepatah yg
apabila di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berbunyi sbb:
·
Di muka member tauladan
·
Di tengah” membangun semangat
·
Dari belakang memberikan pengaruh
Seseorang pemimpin di
harapkan dapat menempati ketiga kedu”kan tsb, yaitu sbg pemimpin di muka (front
leader), pemimpin di tengah” (social leader), dan sebagai pemimpin di belakang
(rear leader).
Kepemimpinan
·
Pemimpin tidak lepas dari kepemimpinan
yg memiliki arti penting bagi kehidupan manusia.
·
Pemimpin dan kepemimpinan tdk dpt di
pisahkan dr kelompok & pengikutnya, serta kehadirannya di perlukan mulai
dari masyarakat primitif sampai masyarakat modern
·
Pemimpin tidak bisa berdiri sendiri,
melainkan selalu ada pihak ke-2, ke-3 & seterusnya yg dpt di katakana sbg kumpulan orang atau kelompok
Pengertian
dan definisi
·
Pemimpin : seseorang yg dapat
menggerakan orang lain sbg individu & kelompok u/ mencapai tujuan yg di
tetapkan sebelumnya
·
Seseorang pemimpin : seorang yg berpikir
positif & penuh kepercayaan diri dg visi & nilai etika yg tinggi, dg
keahlian mengkomunikasi gagasan dan kemampuan memotivasi & berhubungan dg
orang lain
·
Pemimpin berfungsi u/ memimpin. Cara
memimpin dpt di lakukan dlm bentuk persuasi atupun paksaan
·
Kepemimpinan : proses menggerakan orang
lain & kelompok.
Definisi
·
Mumpord : memandang kepemimpinan :
keunggulan seseorang / kelompok dlm proses mengontrol gejala sosial
·
Blackmar : sentralisasi usaha diri
seseorang sbg cerminan kekuasaan & keseluruhan.
·
Chapin : sbg titik polarisasi u/ kerja
sama kelompok.
·
Kepemimpinan melibatkan berbagai aspek
kepribadian dlm tingkah laku, interaksi, status, peranan, kekuasaan &
inisiasi struktur.
Kecerdasan
·
Cerdas intelektual
·
Cerdas secara emosional : pintar merasa
·
Cerdas secara spiritual
Aspek’
kepemimpinan
·
Proses penggunaan pengaruh kepada orang
lain
·
Perubahan tingkah laku orang lain
·
Mempengaruhi orang lain agar orang lain
mau lebih banyak berusaha dlm tugas”nya (memberi motivasi kepada bawahannya)
·
Meyakinkan orang lain bahwa apa yg baik u/ di kerjakan orang lain
tadi baik u/ orang lain tsb (continous improvement)
·
Pengawasan & penyelenggaraan
keadaan” u/ orang lain sehingga orang lain tsb
dpt bekerja dg baik (berhubungan dg leadership)
Pengaruh
·
Di lakukan ke bebagai arah & di
lakukan secara vertical & lateral.
Pengaruh : hub. Antara perorangan
yg dpt mengakibatkan timbulnya dampak
psikologis & akibat perilaku
·
Kewibawaan : kekuasaan yg di akui secara
sah ()
Cara
u/ mempengaruhi prilaku : secara sadar, u/ mempersiapkan dirinya menjadi insane
paripurna yg bermakna.
1.
Emulation : u/ menyamai orang / melebihi
pihak lain
2.
Suggestion : saran : mempengaruhi
perilaku dg menawarkan suatu pikiran
3.
Persuation : ajakan u/ meyakinkan pihak
lain u/ memenuhi kehendak dari seseorang
4.
Coertion : cara mempengaruhi dg jalan
memaksa, di lakukan apabila belum ada kesadaran
Pembangunan
karakter pemimpin :
1.
Dampak dari meningkatnya mutu pendidikan
2.
Kalkulatif & transendentif : di
pertimbangkan dengan acuan prioritas, hakiki di utamakan
3.
Kritis : peningkatan daya nalar &
daya analisis
4.
Kreatif dan inovatif : memaknai,
menyikapi, melihat jauh kedepan
5.
Proaktif : gndrung akan pembaharuan”
secara dinamis & produktif / mencegah : jemput bola
6.
Komunikatif & informatif : memaknai
pentingnya arti dr fungsi informasi / cepat tanggap
7.
Pragmatis : menghindari hal yg
formalistic & birokratis (simple)
Reaktif : sudah kejadian baru
ribut, kebalikan dari proaktif
8.
Kontekstual : berpikir sistemik, dengan
pandangan luas
9.
Komprehensif & integrasi : berpikir
strategis & multi disiplin
10.
Teknologis : menghendaki kecepatan dan
ketepatan, efektik & efisien
11.
Konsisten ; bernai mengambil resiko,
ulet, pantang menyerah
12.
Demokratis & berwawasan : menyadari
akan visi, misi & prinsip” sehingga mampu menghargai perbedaan sehingga
harus mendengarkan saran dr orang lain.
13.
Kompetitif : berlomba” u/ maju secara
professional sesuai kepentingan (pribadi/kelompok) : bersaing
14.
Etika sosial : jujur, amanah, kerja
keras & hemat
15.
Nisioner & terbuka ; u/ menerima
perubahan, pandangan serta cara” baru ; apa yg di harapkan / di cita’kan ke
depannya & mesti beradaptasi dg lingkungan / kemajuan
Komitmen
: setia pada keputusan yg telah di sepakati bersama.
Pembangunan karakter pemimpin memiliki makna &
fungsi totalitas gerakan struktur, kultur & actor yg mengacu kpd
pembangunan karakter pemimpin & komunnitas u/ mengoptimalkan potensi &
energy fisik serta wawasan yg mengalir, di antaranya :
1.
Kekuatan iman : keyakinan seseorang
2.
Kepekaan nurani : mengikuti hati nurani
3.
Ketajaman nalar
4.
Kekuatan imajinasi
5.
Kecakapan karya : menghasilkan suatu
karya
6.
Keluasan visi & persepsi : jangkauan
ke dpean
7.
Kemandirian jiwa
8.
Memahami realitas & dinamika
kehidupan era masa depan, dan tetap peduli pd lingkungannya baik internal
maupun eksternal (harus kompetitif)
·
Kemampuan berpikir strategis : multi
disiplin & melihat jauh kedepan dlm suatu upaya sistemik, etis, metodik & intelektual
·
Pembangunan memiliki karakter pemimpin
dpt memiliki kemampuan memahami berbagai implikasi dari segala hal apapun yg di
hadapinya dg kemampuan manila, mengkritik, menemukan jarak & mengambil
sikap
·
Di tuntut u/ memiliki komitmen yg utuh
& kukuh.
PERUBAHAN
SOSIAL DAN KEBUDAYAAN
Perubahan : setiap masyarakat selama hidupnya pasti
mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yg b.sangkutan maupun bgi orang
luar yg menelaahnya, dpat brupa perubahan” yg tdk menarikdlm arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan” yg pengaruhnya terbatas maupun yg luas, serta ada
pula perubahan” yg lambat sekali, tetapi ada juga yg berjalan cepat.
Perubahan bisa berkaitan dengan :
·
Nilai” sosial
·
Pola” prilaku
·
Organisasi
·
Lembaga kemasyarakatan
·
Lapisan dalam masyarakat
·
Kekuasaan dan wewenang, dll.
Perubahan sosial : segala perubahan pd lembaga”
kemasyarakatan did lm suatu masyarakat, yg memengaruhi system sosialnya, termasuk
di dalamnya nilai”, sikap” dan pola” prilaku di antara kelompok” dalam
masyarakat.
William F. Ogburn berusaha memberikan sesuatu
pengertian tertentu, walau tdk member definisi ttg perubahan” sosial. Dia
mengemukaan ruang lingkup perubahan” sosial meliputi unsu” kebudayaan baik yg
material maupun yg immaterial, yg di tekankan adalah pengaruh besar unsure”
kebudayaan material terhadap unsure” immaterial.
Kingsley Davls mengartikan perubahan sosial sbg
perubahan” yg terjadi dlm struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan “
dlm hubungan antara buruh dg majikan 7 seterusnya menyebabkan perubahan” dlm
organisasi ekonomi dan politik.
Macler : perubahan” sosial di katakannya sbg
perubahan” dlm hubungan sosial (social relationships) atau sbg perubahan
terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan “ sosial sbg
suatu variasi dr cara” hidup yg telah di terima, baik krn perubahan” kondisi
geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideology maupun krn adanya
difusi ataupun penemuan” baru dlm masyarakat. Scr singkat Samuel Koenig
mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pd modifikasi” yg terjadi dlm pola’
kehidupan manusia yg terjadi dlm pola” kehidupan manusia yg terjadi krn sebab”
intern maupun sebab” ekstern.
Selo soemardjan : perubahan” pada lembaga”
kemasyarakatan di dlm suatu masyarakat, yg memengaruhi system sosialnya
termasuk di dlmnya nilai”, sikap, dan pola prilaku di antara kelompok” dlm
masyarakat. Tekanan pd definisi tsb terletak pd lembaga” kemasyarkatan sbg
himpunan pokok manusia, yg kemudian memengaruhi segi” struktur masyrakat
lainnya.
Kingsley davis berpendapat bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam dalam kebudayaan
mencakup semua bagiannya, yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, dan seterusnya, bahkan perubahan” dalam bentuk serta aturan”
organisasi sosial. Sbg contoh di kemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria
setelah terpisah dari induknya. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak
memengaruhi organisasi sosial masyarakat,. Perubahan” tersebut lebih merupakan
perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial.
Perubahan sosial dan perubahan budaya :
Sebenarnya di dlm kehidupan sehari-hari, acap kali
tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan
kebudayaan. Hal itu di sebabkan tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai
kebudayaan,dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma
dalam suatu masyarakat. Hal itu mengakibatkan bahwa garis pemisah di dalam
kenyataan hidup antara perubahan sosial dan kebudayaan lebih sukar lagi untuk
di tegaskan. Biasanya antara kedua gejala itu dapat di temukan hubungan timbale
balik sbg sebab dan akibat.
Bentuk-bentuk perubahan :
1.
Perubahan lambat dan perubahan cepat
2.
Perubahan kecil dan perubahan besar
3.
Perubahan yang di kehendaki (intended
change) atau perubahan yang tidak di kehendaki (unintended dhange) atau
perubahan yang tidak di rencanakan (unplanned change)
Factor – factor yang menyebabkan perubahan sosial
dan kebudayaan adalah :
1.
Sebab yang bersumber dalam masyarakat
itu sendiri.
a)
Bertambah atau berkurangnya penduduk
b) Penemuan-penemuan
baru
c)
Pertentangan” dlm masyarakat
d) Terjadinya
pemberontakan / revolusi di dlm tubuh masyarakat itu sendiri
2.
Sebab” yg berasal dr luar masyarakat.
a)
Sebab” yg berasal dari lingkungan fisik
yang ada di sekitar manusia
b) Peperangan
dengan Negara lain
c)
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Faktor” yg mempengaruhi jalannya proses perubahan
adalah :
a.
Factor” yg mendorong jalannya proses
perubahan:
1) Kontak
dengan kebudayaan lain
2) System
endidikan yg maju
3) Sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan” untuk maju
4) Toleransi
terhadap perbuatan” menyimpang
5) System
lapisan masyarakat yg terbuka
6) Pendudukk
yg heterogen
7) Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang” kehidupan tertentu
8) Orientasi
ke muka
9) Nilai
mningkatkan taraf hidup
b.
Factor” yg menghambat terjadinya
perubahan:
1) Kurangnya
hubungan dengan masyarakat” lain
2) Perkembangan
ilmu pengetahuan yg terlambat
3) Sikap
masyarakat yg tradisionalistis
4) Adanya
kepentingan” yg telah tertanam dg kuat/vested interest
5) Rasa
takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6) Pransangka
terhadap hal” yg baru/asing
7) Hambatan
ideologis
8) Kebiasaan
9) Nilai
pasrah
Keserasian dlm masyarakat (social equilibrium)
Suatu keadaaan dimana lembaga” kemasyarakatan yg
pokok berfungsi saling mengisi.
Saluran”
dlm proses perubahan adalah lembaga” kemasyarakatan dlm
bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya.
Lembaga kemasyarakatan yg merupakan titik tolak tergantung pd cultural focus
masyarakat pd suatu masa yg tertentu.
Organisasi
merupakan artikulasi dari bagian” yg merupakan bagian dari satu kebulatan yg
sesuai dg fungsinya masing”.
Disorganisasi
/ disintegrasi adalah proses berpudarnya norma” dan nilai” dlm masyarakat di karenakan
adanya perubahaan” yg terjadi dlm lembaga” kemasyarakatan.
Reorganisasi
/ reintegrasi adalah proses pembentukan norma” & nilai” yg baru agar
sesuai dg lembaga” kemasyarakatan yg mengalami perubahan. Reorganisasi di
laksanakan apabila norma” dan nilai” yg baru telah melembaga
(institutionalized) dlm diri warga. Behasil tidaknya proses pelembagaan (institutionalized)
tersebut dlm masyarakat, mengikuti formula sbb.
Pelembagaan : efektivitas menanam – kekuatan
menentang dari masyarakat (institutionalized) kecepatan menanam.
Cultural lag (ketertinggalan budaya) merupakan
ketidakserasian ddlm perubahan” unsure” masyarakat atau kebudayaan.
Gerak perubahan : perubahan bergerak meninggalkan
factor yg di ubah. Akan teteapi, setelah meninggalkan factor itu, mungkin
perubahan bgerak kepada sesuatu bentuk yg sama sekali baru, atau mungkin pula
bergerak kearah suatu bentuk yg sudah ada di dalam waktu yg lampau.
Modernisasi :
Di dlm proses modernisasi tercakup suatu
transformasi total dr kehidupan bersama yg tradisional atau pramodern dalam
artian teknologis serta organisasi sosial kea rah pola” ekonomis dan politis yg
menjadi cirri Negara” barat yg stabil.
Syarat” modernasasi :
1) Cara
berfikir yg ilmiah
2) System
administrasi Negara yg baik
3) Adanya
system pengumpulan data yg baik dan teratur
4) Penciptaan
iklim yg favorable dr masyarakat
5) Tingkat
organisasi yg tinggi
6) Sentralisasi
wewenang dlm pelaksanaan social planning
MASALAH
SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
Masalah” sosial
menyangkut nilai” sosial yg mencakup pula segi moral. Krn untuk dpt
mengklasifikasi suatu persoalan sbg maslah sosial, harus di gunakan penilaian sbg
pengukurannya. Apabila suatu masyarakat menganggap sakit jiwa, bunuh diri,
perceraian, penyalahgunaan obat ius (narcotics addiction) sbg masalah sosial,
masyarakat tsb tdk semata” menunjuk pd tata kelakuan yg menyimpang. Akan
tetapi, sekaligus juga mencerminkan ukuran”
umum mengenai segi moral.
Masalah sosial
menyangkut nilai” sosial dan moral. Masalah tsb merupakan persoalan krn
menyangkut tata kelakuan yg immoral, berlawanan dg hukum dan bersifat merusak.
Oleh sebab itu, masalah” sosial tak akan mungkin di telaah tanpa
mempertimbangkan ukuran ‘ masyarakat mengenai apa yg di anggap baik dan apa yg
di anggap buruk. Sosiologi menyangkut teori yg hanya dlm batas tertentu
menyangkut nilai’ sosial dan moral, yg terpokok adalah aspek ilmiahnya.
Petunjuk terjadinya maslah sosial :
1) Simple
rates
2) Composite
indexes
3) Komposisi
penduduk
4) Social
distance
5) Partisipasi
sosial
Klasifikasi masalah sosial berdasarkan sumber”nya,
yaitu ;
1) Ekonomis
2) Biologis
3) Biopsikologis
4) Kebudayaan
Klasifikasi yang
berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan” dalam warisan fisik,
warisan biologis, warisan sosial, dan kebijaksanaan sosial. Klasifikasi ini
lebih ruang lingkupnya drpd klasifikasi yg terdahulu.
Ukuran dlm sosiologi suatu masalah merupakan masalah
sosial adalah :
a.
Tidak adanya kesesuaian antara ukuran /
nilai” sosial dg kenyataan” / tindakan” sosial.
b.
Sumber’ sosial dr masalah sosial, yaitu
merupakan akibat dr suatu gejala sosial atau bukan, yg menyebabkan maslah
sosial yg contohnya : gagal panen (bukan gejala sosial tp menyebabkan masalah
sosia)
c.
Pihak” yg menetapkan apakah suatu
kepincangan merupakan gejala sosial atau tidak, tergantung dr karakteristik
masyarakatnya
d.
Manifest docial problems dan latent
social problems
e.
Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f.
System nilai dan dapatnya suatu masalah
sosial diperbaiki.
Secara sosiologis, bentuk” disorganisasi keluarga
antara lain adalah :
a.
Unit keluarga yg tdak llengkap krn
hubungan di luar perkawinan walaupun dlm hal ini scr yuridis dan sosial belum
terbentuk suatu keluarga, bentuk ini dpt di golongan sbg disorganisasi keluarga
sebab ayah (biologis) gagal dalam megisi peranan sosialnya & demikian juga
halnya dg keluarga pihak ayah maupun keluarga pihak itu.
b.
Disorganisasi keluarga krn putusnya
perkawinan sebab perceraian, perpisahan meja dan tempat tidur, dan seterusnya.
c.
Adanya kekurangan dlm keluarga tersebut,
yaitu dlm hal komunikasi antara anggota”nya. Geode menamakannya sbg empty shell
family.
d.
Krisis keluarga, krn salah satu yg
bertindak sbg kepala keluarga, di luar kemampuannya sendiri meninggalkan rumah,
mungkin krn meninggal dunia, di hukum, atau karena peperangan.
e.
Krisis keluarga yg di sebabkan o/ krn
factor” intern, misalnya krn terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota
keluarga
Homoseksual dapat di golongkan kedalam tiga
kategori,yakni :
1.
Golongan yg scr aktif mencari mitra
kencan di tempat” tertentu, seperti misalnya bar” homoseksual.
2.
Golongan pasif, artinya yg menunggu
3.
Golongan situasional yg mungkin besikap
pasif atau atau melakukan tindakan” tertentu.
Di Indonesia gangguan” tersebut menimbulkan
masalah", antara lain :
1.
Bagaimana menyebarkan penduduk, sehingga
tercipta kepadatan penduduk yg serasi untuk seluruh Indonesia.
2.
Bagaimana mengusahakan penurunan angka
kelahiran, sehingga perkembangan kependudukan dapat di awasi dengan seksama.
Lingkungan hidup tersebut biasanya di bedakan dlm
kategori” sbb:
1.
Lingkungan fisik, yakni semua benda mati
yg ada di sekeliling manusia.
2.
Lingkungan biologis, yaitu sgl sesuatu
di sekeliling manusia yg berupa organisme yg hidup (di samping manusia itu
sendiri)
3.
Lingkungan sosial, yg terdiri dr orang”
baik individual maupun kelompok yg berada di sekitar manusia.
Organisasi hidup
1.
B ersifat dinamis
2.
Dapat tumbuh dan berkembang biak
3.
Mampu mendapatkan dan menyimpan energy
4.
Mempunyai daya reaksi dan mampu
bervariasi.
Benda mati :
1.
bersifat statis
2.
tidak tumbuh dan berkembang biak
3.
tidak mampu memperoleh energy secara
aktif, akan tetapi dapat mengeluarkan sampai habis.
4.
Daya reaksi sangat kecil dan tidak mampu
bervariasi
Pencemaran akan terjadii apabila did lm lingkungan
hidup manusia, baik yg bersifat fisik, biologis maupun sosial, terdapat suatu
bahan yg merugikan eksistensi manusia. Hal itu di sebabkan krn bahan tersebut
terdapat dalam konsentrasi yg besar, yg pd umumnya merupakan hasil dr aktivitas
manusia sendiri. Masalah pencemaran biasanya di bedakan dlm beberapa klasifikasi, seperti, pencemaran udara, air,
tanah, serta pencemaran kebudayaan. Bahan pencemarannya (pollutant) adalah pencemar
fisik, pencemar biologis, pencemar kimiawi, & pencemar budaya dan sosial.
Cirri” birokrasi dan cara terlaksananya adalah sbb :
a.
Adanya ketentuan tugas dan resmi
mengenai kewenangan yg di dasarkan pd peraturan” umum, yaitu ketentuan” hukum
dan administrasi.
b.
Prinsip pertingkatan (hierarchy) dan
derajat wewenang merupakan system yg tegas perihal hubungan atasan dengan
bawahan (super and subordination) dimana terdapat pengawasan terhadap bawahan
oleh atasannya. Hal ini memungkinkan pula adanya suatu jalan bagi warga
masyarakat u/ meminta supaya keputusan” lembaga” rendahan di tinjau kembali o/
lembaga” yg lebih tinggi.
c.
Ketatalaksanaan suatu birokrasi yg
modern di dasarkan pd dokumen” tertulis (files), di susun, dan di pelihara
aslinya atupun salinannya. u/ keperluan ini harus ada tata usaha yg mneyelenggarakan
secar khusus.
d.
Pelaksanaan birokkrasi dalam bidang”
tertetentu memerlukan latihan dan keahlian khusus.
e.
Bila birokrasi telah berkembang dengan
penuh, kegiatan”nya meminta kemampuan bekerja yg maksimal dr pelaksana”nya,
terlepas dr kenyataan bahwa waktu bekerja pd organisasi tersebut secara tegas
di batasi.
f.
Pelaksanaan birokrasi di dasarkan pd
ketentuan” umum yg bersifat langgeng atau kurang langgeng, sempurna atau kurang
sempurna, semuanya dapat di pelajari. Pengetahuan akan peraturan” memerlukan
cara yg khusus, yg meliputi hukum, ketatalaksanaan administrasi dan perusahaan.
Beberapa masalah sosial yg penting adalah ;
a.
Kemiskinan, sbg suatu keadaan dimana
seseorang tidak snaggup memelihara dirinya sendiri sesuai dg ukuran kehidupan
kelompoknya, dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya
dalam kellompok tersebut.
b.
Kejahatan.
c.
Disorganisasi keluarga yaitu suatu
perpecahan dalam keluarga sbg unit, oleh Karen a anggota” keluarga tersebut
gagal memenuhi kewajiban” yg sesuia dg peranan sosialnya.
d.
Maslah generasi muda.
e.
Peperangan.
f.
Pelanggaran terhadpa norma” masayarakat.
g.
Masalah kependudukan.
h.
Masalah lingkungan.
i.
Birokrasi.
Menurut ogburn dan Nimkoff, prasyarat suatu
perencanaan sosial yg efektif adalah :
1.
Adanya unsur modern dlm masyarakat yg
mencakup semua suatu system ekonomi simana tlh di pergunakan uang, urbanisasi
yg teratur, intelegensia di bidang teknik & ilmu pengetahuan, & suatu
sisitem administrasi yg baik.
2.
Adanya system pengumpulan keterangan dan
analisis yg baik
3.
Terdapatnya sikap public yg baik
terhadap usaha” perencanaan sosial tersebut.
4.
Adanya pimpinan eonomis dan politik yg
progresif.
Sosiologi mempunyai kegunaan bagi proses pembangunan
:
a.
Tahap perencanaan,
untukmengidentifikasi.
a)
Kebutuhan” sosial
b) Pusat
perhatian sosial
c)
Lapisan sosial
d) Pusat”
kekuasan
e)
System dan saluran” komunikasi sosial
b.
Tahap pelaksanaan
a)
Identifikasi terhadap kekuatan” sosial
dalam masyarakat
b) Pengamatan
terhadap peubahan” sosial yg terjadi
c)
Tahap evaluasi
Analisis terhadap efek”
sosial pembangunan.
Pelbagai jenis penelitian sosiologis, seperti :
a.
Penelitian murni, yg bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar